BENTUK PENYAJIAN MUSIK TARI NGAGAH IMO PADA MASYARAKAT KERINCI PROVINSI JAMBI DALAM WADAH ESTETIKA

Authors

  • Deria Sepdwiko Universitas PGRI Palembang

DOI:

https://doi.org/10.36982/jsdb.v7i1.2583

Abstract

Penelitian ini membahas tentang bentuk penyajian tari ngagah imo pada masyarakat Kerinci Provinsi Jambi dalam Wadah Estetika.  Terciptanya tari ngagah imo berangkat dari ritual yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya yaitu ritual pengobatan. Ritual tari ngagah imo berfungsi sebagai pengobatan suatu penyakit yang berhubungan dengan makhluk gaib. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif (deskriptif analisis), yaitu, ucapan, tulisan dan prilaku yang dapat diamati dari orang atau subjek itu sendiri yang dideskripsikan dan dianalisis dengan cara menyaksikan secara langsung pertunjukan tari ngagah imo, maupun melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian. Ritual tari ngagah imo dipercayai oleh masyarakat Kerinci Provinsi Jambi sebagai sarana pengobatan yang berhubungan dengan makhluk gaib. Namun seiring dengan pergeseran waktu ritual ini dijadikan sebagai ide dalam menciptakan tari ngagah imo yang hanya berfungsi sebagai hiburan. Kehadiran tari ngagah imo ini mendapat tempat dalam kehidupan masyarakatnya, hal ini terlihat bahwa tari ngagah imo ditampilkan dalam berbagai acara-acara yang terdapat di Sulak deras Kabupaten Kerinci, seperti acara-acara yang diadakan oleh pemerintah Kabupaten Kerinci, sekolah-sekolah yang terdapat di Kerinci, event-event, maupun acara lainnya. Fokus penelitian yang dibahas dalam penelitian ini yaitu melihat estetika yang dihadirkan dalam tari ngagah imo secara keseluruhan dalam segi pertunjukan. Karena tarian ini berangkat dari ritual pengobatan yang bersifat sakral di lahirkan dalam bentuk seni tari. Kemajuan dan perkembangan zaman membuat masyarakat Kerinci Provinsi Jambi sangat memperhatikan perkembangan tari ngagah imo kedepannya agar tidak akan mengalami kepunahan.

References

A.A.M Jelantik. 1999. Estetika Sebuah Pengantar. Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Manusia (MSPI).

Aminah Pabittle. 1995. Adat dan Upacara Perkawinan Daerah Sulawesi Selatan. Ujung Pndang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Bambang Suwarno. Kemauan, Kemampuan dan Keberanian: Dasar Kreativitas Seni dalam Waridi dan H. Bambang Murtios (editor). Seni Pertunjukan Indonesia: Enimbang Pendekatan Emik Nusantara, Surakarta: the ford foundation dan Program Pendidikan Pascasarjana. STSI.

Barker. 2005. Cultural Studies: Teori dan Praktik. (Terjemahan). Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.

BPS Kota Padang, 2009:33 dalam Erlinda, Diskursus Tari Minangkabau.

Darsono Sony Kartika, Nanang Ganda Perwira, 2004. Pengantar Estetika. Bandung: Rekayasa Sains.

------------------------------, 2004. Seni Rupa Modren. Bandung.

Daryusti. 2001. Kajian Tari Dari Berbagai Segi. Bukittinggi: Pustaka Indonesia.

Endaswara, Suwardi. 2003. Metode Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: UGM.

Erlinda. 2012. Diskursus tari Minangkabau. Padangpanjang: Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang.

Esten, Mursal. Randai dan Beberapa Permasalahannya. Dalam Erlinda. 2005. Tari Indang dalam Acara Alek Pauleh Randai di Kabupaten Padang Pariaman Sumatra Barat. Tesis. Institut Seni Indonesia. Program Pascasarjana, Yogyakarta.

Fasya, Teuku Kemal, 2006. Kata dan Luka Kebudayaan. Medan: USU Press.

Gregor. 1998. Ketika Sejarah Berseragam Membongkar Ideologi Militer Dalam Menyusun Sejarah Indonesia. Yogyakarta: Syarikat.

Hadi, Y. Sumandiyo 1988. Mencipta Lewat Tari. Yogyakarta: Princeton Book Publishers.

-----------------------------. 2000. Seni Dalam Ritual Agama. Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia.

Downloads

Published

2022-12-02

Issue

Section

Articles