Hibriditas pada Ronggeng di Minangkabau

Authors

  • Aznal Mad’Hattari ISI Padangpanjang
  • Asep Saepul Haris ISI Padangpanjang
  • Asril Asril ISI Padangpanjang

DOI:

https://doi.org/10.36982/jsdb.v4i2.594

Abstract

Abstract

Humans are creatures that are always voluntarily volunteered or coerced. From prehistoric times it has been mentioned that humans are always looking for new areas, if in the areas began to be short of food supply or hit by disasters. It also happens on this day. The reasons are also related to finding better livelihoods, seeking better education which is also related to livelihoods, as well as other problems such as war or natural disasters. More interestingly, some ethnics have a tradition of migrating like merantau as it is in the Minangkabau tribe. This is called hybridity. Hybridity can also show that every cultural process contains mixed and cross-border interactions. There is no culture that is completely genuine and pure, which is found in the ronngeng pasaman. Ronggeng pasaman is present in the community due to several factors such as the movement of the population to a place that will merge into one and make the region into a multi-cultural area.

Keywords : Hybridity, Ronggeng, Pasaman, Multi-cultural

Abstrak

Manusia adalah makhluk yang selalu berpindah baik secara sukarela maupun karena paksaan.Dari zaman prasejarah telah disebutkan bahwa manusia selalu mencari daerah baru jika di daerah tempatnya berada sebelumnya mulai kekurangan bahan pangan atau dilanda bencana.Hal itu juga terjadi hingga saat ini.Alasannya juga berhubungan dengan mencari mata pencaharian yang lebih baik, mencari pendidikan yang lebih baik yang nantinya juga terkait dengan mata pencarian, serta masalah lainnya seperti peperangan atau bencana alam.Lebih menarik lagi, beberapa etnis memiliki tradisi berpindah itu dengan istilah merantau seperti yang terdapat di dalam suku Minangkabau.Hal ini disebut dengan hibriditas. Hibriditas juga dapat menunjukkan bahwa setiap proses budaya mengandung percampuran dan interaksi lintas batas. Tidak ada suatu kebudayaan yang sepenuhnya asli dan murni, salah satunya terdapat pada ronngeng pasaman. Ronggeng pasaman hadir ditengah masyarakat dikarenakan oleh beberapa faktor seperti perpindahan penduduk ke suatu tempat yang nantinya melebur menjadi satu dan menjadikan wilayah tersebut menjadi daerah yang multi-kultural.

Kata kunci : Hibriditas, Ronggeng, Pasaman, Multi-Kultural

Author Biographies

Aznal Mad’Hattari, ISI Padangpanjang

Program Pascasarjana

Asep Saepul Haris, ISI Padangpanjang

Program Pascasarjana

Asril Asril, ISI Padangpanjang

Program Pascasarjana

References

Amir, Adriyetti,dkk. 2006. Pemetaan Sastra Lisan Minangkabau. Padang: Andalas University Press.

Amir, M.S. 2003. .Adat Minangkabau: Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang. Jakarta: PT Mutiara Sumber Widya.

Budianta, Melani. 2007. “Aspek Lintas Budaya dalam Wacana Multikulturâ€. Makalah untuk Seminar Kajian Wacana dalam Konteks Multikutur dan Perspektif Multidisiplin. Depok: FIB UI.

Ernanto, Didit. “Endang Caturwati Mengangkat Citra Ronggengâ€.

Hall, Stuart. 1990. “Cultural Identity and Diaspora†dalam Identity, Community, Culture, and Difference. London: Lawrence K. Wishart.

Hamka.Islam dan Adat Minangkabau. 1984. Jakarta: Pustaka Panjimas,

Lubis, Pengaduan. “Mandailing dalam Lintasan Sejarahâ€.

Parekh, Bhikhu. “National Culture and Multiculturalism.â€

Samad, Duski, dkk. 2002. Ensiklopedia Minangkabau. Jakarta: PT Rumpun Dian Nugraha dan Gebu Minang.

Downloads

Published

2019-03-25

Issue

Section

Articles
external-statistic-user-interface-budi-arianto Abstract views: 521 / PDF downloads: 530