Bahoyak : Pengaruh Postmodern di dalam Pertunjukan Saluang Dendang di Minangkabau
DOI:
https://doi.org/10.36982/jsdb.v4i2.595Abstract
Abstract
This paper aims to discuss how the characteristics of the saluang show succeeded in being influenced by the postmodern that entered the lives of the people in Minangkabau. Bahoyak is a revealing medium used in the development of saluang jokes that have been somewhat influenced by postmodern culture. This is a new way of development in saluang kicking performances when society is easy to accept and there is no sense of burden when faced with postmodern culture. The people of Minangkabau especially fellow rang pagurau have the same hobby in enjoying the show saluang dendang, even though it is influenced by the development of the cultures that exist in Minangkabau society especially in the audience saluang dendang. The musical concept in saluang kicking on Bahoyak is prioritized with the sharpness of the kicker in making a sarcophagus and the development of the instrument in this show that makes the pagurau dragons dissolve in the show saluang dendang even though the show is already far away and experiencing a shift from the show tradisinya.
Keywords : Bahoyak, Minangkabau, postmodern, characteristic, saluang dendang
Abstrak
Tulisan ini bertujuan untuk membahas tentang bagaimana ciri khas dalam pertunjukan saluang dipengaruhi oleh postmodern yang masuk dalam kehidupanmasyarakat di Minangkabau. Bahoyak merupakan sebuah media ungkap yang digunakan dalam pengembangan saluang dendang yang telah dipengaruhi oleh budaya postmodern. Hal ini merupakan sebuah cara pengembangan baru dalam pertunjukan saluang dendang ketika masyarakat dengan mudahnya menerima dan tidak ada rasa beban ketika dihadapkan dengan budaya postmodern. Masyarakat Minangkabau khususnya sesama rang pagurau mempunyai hobi yang sama dalam menikmati pertunjukan saluang dendang, sekalipun itu dipengaruhi oleh perkembangan budaya-budaya yang terdapat dalam lingkungan masyarakat Minangkabau. Konsep musikal dalam saluang dendang pada Bahoyak diutamakan pada kejelian pendendang dalam membuatkan sebuah pantun sindiran dan perkembangan instrument di dalam pertunjukan ini, sehingga membuat rang pagurau larut di dalam pertunjukan saluang dendang, meskipun pertunjukan tersebut sudah mengalami penggeseran dari pertunjukan tradisinya.
Kata kunci : Bahoyak, Minangkabau, postmodern, ciri khas, saluang dendangReferences
Halim, M 2008.’’Bagurau Fanatik Masyarakat Darek Minang’’.Laporan karya Program Pasca SarjanaISI Surakarta.
Hardjana, Suka 2003.’’Coret-Coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini’’, Jakarta: Ford Foundation dan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.
Jaya, Indra 2011.’’Pado-pado dalam dua dimensi’’.Laporan karya program Pasca sarjana Institut Seni Indonesia Padangpanjang.
Lubis, Akhyar Yusuf 2014.’’Postmodernisme Teori dan Metode’’. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Oktavia, Rina 2017.’’Penyanyi Orgen Tunggal Sebagai Parodi Dalam Pertunjukan Bagurau Lapiak di Kota Payokumbuh’’.Tesis Pasca Sarjana ISI Padangpanjang.
Piliang, Yasraf Amir 2003.Hipersemiotika,Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna.Yogyakarta: Jala Sutra.
Rustim 2010.’’Interaksi Sosial Dalam Pertunjukan Tradisi Bagurau Saluang Dendang Di Minangkabau’’.Tesis Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Sastra, Andar Indra 1999.’’Bagurau Dalam Basaluang :Cerminan Budaya Konflik’’. Tesis, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Supanggah, Rahayu 2009.Bhotekan Karawitan IIGarap, Surakarta: ISI Press.
Supanggah, Rahayu 2005.Garap:Salah Satu Konsep Pendekatan atau Kajian Musik Nusantara, Dalam Waridi, ed. Menimbang Pendekatan Pengkajian dan Penciptaan Musik Nusantara. Surakarta : STSI Press.
Yelly, Nofroza (2012),’’Pertunjukan Saluang Orgen Pada Masyarakat Nagari Silayo Kabupaten Solok’’. Tesis, ISI Padangpanjang.
Downloads
Published
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.