Analisis Jangkauan Jarak Fasilitas Kesehatan Terhadap Pemukiman Kumuh di Kecamatan Bukit Kecil Palembang (Studi Kasus: Rumah Susun 24 Ilir)

Authors

  • Muhammad Fikri Ramadhan Universitas Indo Mandiri
  • Annisa Kurnia Shalihat Universitas Indo Global Mandiri
  • Debi Nadia Putri Universitas Indo Global Mandiri

DOI:

https://doi.org/10.36982/jtg.v12i02.3377

Abstract

ABSTRACT

 One of the impacts of high levels of urbanization is the increase in the number of urban residents. This problem causes an increase in the need for housing. If this is not balanced with residential development, it will lead to illegal or slum housing. The increasing number of urban residents will also encourage the emergence of various urban activities. To accommodate and support various emerging activities, adequate land is needed, especially for low-income communities (MBR). To fulfill the need for affordable housing for MBR, certainty of ownership and control is provided in the form of a Sarusun Building Ownership Certificate (SKBG Sarusun) for Flats (sarusun) for MBR.

Flat 24 Ilir, Bukit Kecil District is one of the flats in Palembang where most of the people living there have economic limitations or are classified as poor. However, the existence of health facilities around the 24 Ilir flats is not evenly distributed so that the community's ability to access health facilities is limited.

This research discusses the gap between health facilities and slum areas. The aim of this research is to determine the distribution pattern and distance of accessibility of health facilities in the 24 Ilir flats, Bukit Kecil District, Palembang. This research uses the nearest neighbor method and buffer analysis using a Geographic Information System. The data collection technique used is primary and secondary data collection. Based on the results of the research and discussion, it was concluded that the distribution of health facilities in the 24 Ilir flats, Bukit Kecil District, Palembang has a uniform pattern. Meanwhile, only 2 health facilities are affordable with 24 ilir flats with a reach of 0-300 m. And there are 3 health facilities that are difficult to reach and take quite a long time with a range of 600-1200 m and 1200-3000 m.

 Keywords: Nearest Neighbor, Distribution Pattern, Accessibility Distance, Buffer

 

 ABSTRAK

Salah satu dampak dari tingginya tingkat urbanisasi adalah bertambahnya jumlah penduduk perkotaan. Permasalahan ini menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan perumahan. Jika hal ini tidak diimbangi dengan pembangunan pemukiman maka akan menimbulkan perumahan liar atau kumuh. Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan juga akan mendorong munculnya berbagai aktivitas perkotaan. Untuk menampung dan mendukung berbagai kegiatan yang bermunculan, diperlukan lahan yang memadai, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Untuk memenuhi kebutuhan hunian terjangkau bagi MBR, diberikan kepastian kepemilikan dan penguasaan dalam bentuk Surat Keterangan Pemilikan Bangunan Gedung Sarusun (SKBG Sarusun) untuk Rumah Susun (sarusun) bagi MBR.

Rumah Susun 24 Ilir, Kecamatan Bukit Kecil merupakan salah satu rumah susun di Palembang yang sebagian besar masyarakatnya yang tinggal di sana memiliki keterbatasan ekonomi atau tergolong miskin. Namun keberadaan fasilitas kesehatan di sekitar rumah susun 24 Ilir belum merata sehingga kemampuan masyarakat dalam mengakses fasilitas kesehatan terbatas.

Penelitian ini membahas kesenjangan antara fasilitas kesehatan dan permukiman kumuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola sebaran dan jarak aksesibilitas fasilitas kesehatan di rumah susun 24 Ilir, Kecamatan Bukit Kecil, Palembang. Dalam penelitian ini menggunakan metode nearest neighbor dan analisis buffer dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan data primer dan sekunder. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan bahwa persebaran fasilitas kesehatan di rumah susun 24 ilir, Kecamatan Bukit Kecil Palembang memiliki pola yang seragam. Sedangkan keterjangkauan fasilitas kesehatannya hanya 2 yang terjangkau dengan rusun 24 ilir dengan jangkauan 0-300 m. Dan fasilitas kesehatan yang sulit dijangkau dan memerlukan waktu lumayan lama ada 3 dengan jangkauan 600-1200 m dan 1200-3000 m.

Kata Kunci: Nearest Neighbor, Pola Persebaran, Jarak Keterjangkauan, Buffer

Downloads

Published

2023-12-31

How to Cite

Muhammad Fikri Ramadhan, Shalihat, A. K., & Putri, D. N. (2023). Analisis Jangkauan Jarak Fasilitas Kesehatan Terhadap Pemukiman Kumuh di Kecamatan Bukit Kecil Palembang (Studi Kasus: Rumah Susun 24 Ilir). Jurnal Tekno Global, 12(02), 77–82. https://doi.org/10.36982/jtg.v12i02.3377

Issue

Section

Articles