LAND SURFACE TEMPERATURE DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR SUMATERA SELATAN AKIBAT KEBAKARAN LAHAN
DOI:
https://doi.org/10.36982/jtg.v13i01.4202Abstract
ABSTRACT
Land fires are one of the disasters that often occur in South Sumatra Province, especially in Ogan Komering Ilir Regency. During the dry season, the potential for hotspots and land fires is very high. Fire will cause the land temperature to change and heat up; this heating can be directly proportional to the size of the fire that occurs. Monitoring land surface temperature (LST) is necessary to find out information on land temperature values when fires occur in September 2023 in Ogan Komering Ilir Regency. Landsat 9 Remote Sensing data is processed using the raster data analysis method with the TOAA, Brightness, NDVI, PV, emissions processes, and finally the LST process to sharpen the hot spot data analysis that is also used in this research. The research results show that the highest distribution of high hot spots is in Pampangan District, with 88 spots, and Pedamaran, with 5 spots, while the least is in Jejawi District, with 0 high hot spots out of a total of 1,333 hotspots in nine sub-districts. The ground surface temperature in the study area was the lowest 17.6°C and the highest temperature 61.7°C. On September 29, 2023, the area worst affected by land fires based on hotspots and ground surface temperature was Pedamaran District with an area of 7941.68 ha, followed by Pampangan District with 6165.66 ha, and the lowest was Sirah Pulau Padang District with 496.27 ha.
Keywords :Landfire, Remote Sensing, Land Surface Temperature
ABSTRAK
Kebakaran lahan salah satu bencana yang sering terjadi di Provinsi Sumatera Selatan terutama di Kabupaten Ogan Komering Ilir, saat musim kemarau potensi adanya titik api dan kebakaran lahan sangat tinggi. Kebakaran akan membuat temperature lahan berubah dan memanas, pemanasan tersebut dapat berbanding lurus dengan besarnya kebakaran yang terjadi. Pemantauan land surface temperature (LST) perlu dilakukan untuk mengetahui informasi nilai temperature lahan pada saat kebakaran yang terjadi di bulan September tahun 2023 di Kab. OKI. Data penginderaan jauh Landsat 9 diolah dengan metode analisis data raster dengan proses TOAA, Brigness, NDVI, PV, Emisi dan terakhir proses LST, untuk mempertajam analisa data titik panas juga digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebaran titik panas tinggi paling banyak ada di Kecamatan Pampangan 88 titik dan Pedamaran 5 titik sedangkan paling sedikit ada di Kecamatan Jejawi 0 titik panas tinggi dari total keseluruhan titik panas disembilan kecamatan sebanyak 1.333 titik. Temperature permukaan tanah pada area kajian terendah 17.6°C dan temperatur tertinggi 61.7°C. Pada tanggal 29 September 2023 daerah paling parah terkena dampak kebakaran lahan berdasarkan titik api dan temperatur permukaan tanah adalah wilayah Kecamatan Pedamaran dengan luasan 7941,68 Ha disusul oleh Kecamatan Pampangan 6165,66 Ha dan terendah adalah Kecamatan Sirah Pulau Padang 496,27 Ha.
Keywords : Kebakaran Lahan, Penginderaan Jauh, Land Surface Temperature