ANALISIS SPASIAL TINGKAT KEKRITISAN LAHAN PADA DAERAH RESAPAN AIR MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GEOSPASIAL (Studi Kasus: Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung)

Authors

  • Muhammad Husni Ramdhani Universitas Lampung
  • Fajriyanto Universitas Lampung
  • Rahma Anisa Universitas Lampung

DOI:

https://doi.org/10.36982/jtg.v13i02.4517

Abstract

ABSTRACT

Kemiling is one of the sub-districts that functions as a recharge area and ecological balancer for Bandar Lampung City because there are still lots of green open spaces. However, as time goes by, green open space is decreasing because the need for housing and daily living is increasing because the population is increasing every year. If this continues to happen, it will have an impact on the condition of the water catchment areas in Kemiling District. This research aims to analyze the current conditions and the extent of critical land in water catchment areas in Kemiling District. The data used are Landsat 8 satellite images for 2014 and 2023, DEMNAS, daily rainfall data for a year at 2 rain stations, soil type data and rock type data. Land use change analysis uses the supported support vector machine (SVM) guided classification method and the rainfall infiltration processing method uses the inverse distance weight (IDW) method, then the data is weighted and combined using the overlay method. The results of this research were 5 classes of criticality of water catchment in Kemiling District, dominated by critical water catchment conditions of 710,604 Ha (38.19%), normal natural water catchment of 698,169 Ha (37.52%), water catchment starting to become critical amounting to 274,734 Ha (14.77%), good water absorption was 141,044 Ha (7.58%) and the smallest water absorption condition was very critical at 36,119 Ha (1.94%).

 Keywords : Kemiling District, Water Catchment Area, Support Vector Machine, Inverse Distance Weight, Overlay.

 

ABSTRAK

Kemiling merupakan salah satu Kecamatan yang berfungsi sebagai recharge area dan penyeimbang ekologis Kota Bandar Lampung karena masih banyak terdapat ruang terbuka hijau. Namun seiring berjalannya waktu ruang terbuka hijau itu semakin berkurang disebabkan karena kebutuhan akan tempat tinggal dan kehidupan sehari-hari meningkat karena jumlah populasi yang semakin bertambah setiap tahunnya. Hal tersebut bila terus terjadi akan berdampak pada kondisi daerah resapan air di Kecamatan Kemiling. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi terkini beserta luasan dari kekritisan lahan pada daerah resapan air yang ada pada Kecamatan Kemiling.Data yang digunakan adalah citra satelit Landsat 8 tahun 2014 dan 2023, DEMNAS, data curah hujan harian dalam setahun pada 2 stasiun hujan, data jenis tanah dan data jenis batuan. Analisis perubahan penggunaan lahan menggunakan metode klasifikasi terbimbing support vector machine (SVM) dan metode pengolahan infiltrasi curah hujan menggunakan metode inverse distance weight (IDW), kemudian dilakukan skoring pembobotan data tersebut dan digabungkan menggunakan metode overlay.Hasil dari penelitian ini diperoleh 5 kelas kekritisan resapan air yang ada pada Kecamatan Kemiling dengan didominasi kondisi resapan air kritis sebesar 710.604 Ha (38,19%), resapan air normal alami sebesar 698.169 Ha (37,52%), resapan air mulai kritis sebesar 274.734 Ha (14,77%), resapan air baik sebesar 141.044 Ha (7,58%) dan yang terkecil kondisi resapan air sangat kritis sebesar 36.119 Ha (1,94%).

 Kata Kunci : Kecamatan Kemiling, Daerah Resapan Air, Support Vector Machine, Inverse Distance Weight, Overlay.

Downloads

Published

2024-12-30

How to Cite

Ramdhani, M. H., Fajriyanto, & Anisa, R. (2024). ANALISIS SPASIAL TINGKAT KEKRITISAN LAHAN PADA DAERAH RESAPAN AIR MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GEOSPASIAL (Studi Kasus: Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung). Jurnal Tekno Global, 13(02), 34–43. https://doi.org/10.36982/jtg.v13i02.4517

Issue

Section

Articles
external-statistic-user-interface-budi-arianto Abstract views: 36 / PDF downloads: 35