Pengaruh Arang Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Pengganti Filler Aspal Penetrasi 60/70
DOI:
https://doi.org/10.36982/jtg.v8i2.900Abstract
ABSTRACT
Asphalt as a binding material in the composition of road pavement is one of the most important materials, although the amount needed is only 4 - 10% of other material. Asphalt has elastic properties when loaded by vehicle  and has a fairly good resistance. In this research, asphalt used is asphalt pen (60/70) because it is suitable with climatic conditions in Indonesia. Fillers, generally consisting from stone ash, limestone and cementland portland, or other non-plastic materials. One of the compotition in asphalt concrete  is cement, In this time cement has been used as a filler. The purpose of this reseach is to known the influenced of the palm shell charcoal for the stability of 60/70 penetration asphalt and whether shell charcoal filler can be used on road pavement mixtures. From the marshall test results obtained the stability value for asphalt with a palm oil shell charcoal concentration of 3.5% by 1375.6, a 4% content with a value of 1566.6, and a 4.5% concentration decreased to 1138.9. Marshall test results show a stability value greater than conventional asphalt 1341.6 and exceeds the specification limit> 800 kg / mm. While the use of asphalt with oil palm shell charcoal filler values VIM, flow, and FVB did not fulfill in specification limits so it cannot be used to replacement as filler material in asphalt concrete mixtures. It cause if the flow value is low, the mixture is very likely to experience cracks, as well as the VIM value, if it is too small, it will cause cavity damage in the mixture so that the asphalt becomeshave permeability and brittle. Low FVB value will cause the mixture being porous.
Keywords : Asphalt, Filler, Marshall Test
ABSTRAK
Aspal sebagai bahan pengikat pada struktur pekerasan jalan merupakan salah satu material yang sangat penting, meskipun jumlah yang dibutuhkan hanya 4 – 10 % dari aggregat lain. Aspal memiliki sifat elastis bila menerima beban kendaraan dan memiliki ketahanan yang cukup kuat. Dalam penelitian ini Aspal yang dipakai adalah aspal pen (60/70) karena disesuaikan dengan kondisi iklim di Indonesia. Bahan pengisi atau filler, umumnya terdiri dari abu batu, kapur dan sement portland, atau bahan non plastis lainnya. Salah satu campuran pada lapis aspal beton adalah semen sebagai filler, saat ini semen sudah banyak digunakan sebagai filler. Tujuan Penelitian ini mengetahui berapa besar perngaruh arang cangkang kelapa sawit terhadap stabilitas aspal penetrasi 60/70  serta apakah aspal dengan filler arang cangkang kelapa sawit dapat digunakan pada campuran  perkerasan jalan. Dari hasil pengujian marshall diperoleh nilai stabilitas untuk aspal dengan kadar arang cangkang kelapa sawit 3,5% sebesar 1375,6, kadar 4% dengan nilai 1566,6, dan kadar 4,5% menurun menjadi 1138,9. Hasil marshall test menunjukkan  nilai stabilitas lebih besar dari aspal konvensional 1341,6 dan melebihi  batas spesifikasi > 800 kg/mm. Sementara penggunaan aspal dengan filler arang cangkang kelapa sawit mendapatkan nilai VIM, flow, dan FVB tidak memenuhi batas spesifikasi sehingga tidak dapat digunakan untuk bahan pengganti filler pada campuran aspal beton. Hal ini dikarenakan  jika nilai flow rendah maka campuran sangat berpontensi mengalami keretakan, begitu juga dengan nilai VIM, bila terlalu kecil maka akan menyebabkan terjadinya kerusakan rongga didalam campuran sehingga membuat aspal menjadi kedap air dan getas. Nilai FVB yang rendah akan mengakibatkan campuran bersifat porous.
Kata kunci : Aspal, Filler, Â Uji MarshallReferences
Modul, 2010 “Pengendalian Mutu Pekerjaan Aspal dan Agregat .Spesifikasi†Devisi 6 Perkerasan Aspal, Departemen Pekerjaan Umum.
Susilo, Joko, 2010 “Pengaruh Variasi Suhu Pencampuran Dan Pemadatan Campuran Beraspal Panas Menggunakan Aspal Retona Blend 5â€. Riau
Kementrian Pekerjaan Umum. 2010. “Spesifikasi Umum Bina Marga Revisi3â€. Pekerjaan Umum, Jakarta.
Fannisa, Wahyudi. 2010. “Perencanaan Campuran Aspal Beton Dengan Menggunakan Filler Kapur Padamâ€, Undip Semarang
Balai Bahan dan Perkerasan Jalan, 2009. “Pusat penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan†Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta
SNI 1970-2008. 2008. Tentang “Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halusâ€. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
Hardiyatmo,H.C., 2007. “Pemeliharaan Jalan Rayaâ€, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta).
Setiawan AD, 2003, Pengaruh Penuaan dan Lama Perendaman Terhadap Durabilitas Campuran Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC).
Sukirman, S.,.2003. Beton Aspal Campuran Panas, Granit, Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional (BSN),1991, “Metode Pengujian Kelekatan Agregat Terhadap Aspalâ€, SNI 03-2439–1991, Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional (BSN), 1991, “Metode Pengujian Campuran Aspal Dengan Alat Marshallâ€, SNI 06-2489–1991, Jakarta.