Ekonomi Politik Sinema: Analisis Liberalisasi Industri Pertunjukan Film di Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.36982/jpg.v7i4.2533Abstract
Penelitian ini kbertujuan untuk mencari tahu bagaimana kondisi industri pertunjukan film nasional pasca liberalisasi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesoia di tahun 2016. Tulisan ini juga membahas dan strategi pemerintah dalam memanfaatkjan peluang serta menganggulangi dampak buruk yang dibawa oleh kebijakan. Dengan menggunakan metode kualitati, penulis mengumpulkan data melalui wawancara mendalam dan pembacaan terhadap dokumen-dokumen yang tersedia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa liberalisasi belum berhasil menciptakan iklim yang kompetitif di dalam industri pertunjukan film di Indonesia, dan justru malah menciptkan pasar yang oligopoli
Kata Kunci : Liberalisasi, Industri Film, Ekonomi Kreatif
References
BEKRAF, BPS (2017). Data Statistik dan Hasil Survei Ekonomi Kreatif.http://www.bekraf.go.id/downloadable/pdf_file/170475-data-statistik-dan-hasil-survei-ekonomi-kreatif.pdf diakses 23 Maret 2019.
Dicken, Peter (2007). Global Shift:Clothing Industries, Sage Publications: London.
Farid Firdaus (2018). Ekspansi: CJ CGV Restrukturisasi Saham Graha Layar. https://investor.id/market-and-corporate/ekspansi-cj-cgv-restrukturisasi-saham-graha-layar diakses 15 Oktober 2020.
Ferdiansyah R, Indra Tamsyah, Yuniarsih Manggarsasri (2021). Intervensi Pemerintah Indonesia dalam Penetrasi Musik Lokal ke Pasarv Global melalui Badan Ekonomi Kreatif. Jurnal Syntax Literate Vol.6 No.4
Hawin, M. (2012). GATS dan Pendidikan. Bahan Kuliah Hukum Perdagangan Internasional (pp. 3-4). Yogyakarta: Fakultas Hukum UGM
Ikbar, Y. (2014). Metode Penelitian Sosial Kualitatif.Bandung: PT Refika Aditama.
Joni Day (2020). Wawancara langsung dengan Palembang Movie Club.
Julianto, Paramadia Arhandia (2016). Dorong Inveastasi di Indonesia, Kepala BKPM Temui Produsen Film Hollywood.
https://money.kompas.com/read/2016/05/27/111500026/Dorong.Investasi.di.Indonesia.Kepala.BKPM.Temui.Produsen.Film.Hollywood diakses 10 November 2020
Pingit Aria (2019), Cinepolis Akuisisi 40 Persen Saham Grup Lippo di Cinemaxx. https://katadata.co.id/pingitaria/berita/5e9a51a624330/cinepolis-akuisisi-40-saham-grup-lippo-di-cinemaxx diakses 10 November 2020.
Sasono, Eric (2011). Menjegal Film Indonesia: Pemetaan Ekonomi Politik Industri Film Indonesia. Jakarta: Perkumpulan Rumah Film Indonesia dan Yayasan TIFA.
Situmorang, Eva Kristina (2003). Analisa Distribusi Film di IndonesiaDitinjau dari Perspektif UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Studi Kasus: 21 Cineplex Group). Tesis Magister FEUI, tidak dipublikasikan.
Srihadi, Endang (2012). Bonus Demografi: Jendela Kesempatan atau Jendela Bencana. Retrieved August 25, 2013 from theindonesianinstitute.com /Bonus Demografi Jendela Kesempatan atau Jendela Bencana.htm
Suhendra (2016). Pintu Lebar Bisnis Layar Lebar. https://tirto.id/pintu-lebar-di-bisnis-pertunjukan-layar-lebar-bljE diakses 5 Januari 2020
Sumarno, Marselli (2008). Suatu Sketsa Perfilman Indonesia. Lembaga Studi Film bekerjasama dengan Pemuda Panca Marga,1994. Tjasmadi, HM Johan. 100 Tahun Bioskop di Indonesia (1900- 2000). Penerbit Megindo, Bandung.
Tim Peneliti Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan BPPK Kementerian Luar Negeri, 2011, Strategi Penguatan Diplomasi Ekonomi Indonesia terhadap Pasar Non-Tradisional.
Triadanti (2019). 10 Fim Hollywood Terlaris 2018. https://www.idntimes.com/hype/entertainment/danti/10-film-hollywood-terlaris-di-2018-dengan-penghasilan-fantastis. Diakses 8 Januari 2020
Van Heeren, Katinka (2011). “Film ‘Side-Stream’ Indonesiaâ€. Dalam Michalik, Yvonne/Coppens, Laura (ed.). Asian Hot Shots: Sinema Indonesia, Penerbit Bentang, Jakarta.
Voon, Tania (2007). Cultural Products and the World Trade Organization. Cambridge Universuty Press, Cambridge.